Persija Jakarta akan mengarungi Torabika Soccer Championship (TSC) yang menjadi nama baru Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 dengan memplot dua stadion. Manajemen Macan Kemayoran, julukan Persija turut memasukkan Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, menjadi kandang selain Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.
Stadion itu dimasukkan menyusul tak bisanya SUGBK dipakai selama penyelenggaraan TSC. Adanya rencana renovasi untuk kegiatan Asian Games 2018 menjadi penyebabnya.
Stadion itu dimasukkan diketahui dari laman TSC atau ISC, tentang klub Persija. Dalam kolom tentang Persija juga dijelaskan profil klub, pelatih, julukan, serta suporter Persija.
Selain itu, Persija sebelumnya disebut juga punya keinginan berkandang di Stadion Manahan, Solo. Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta, Joko Driyono menyusul komunikasi dengan manajemen Persija.
Sinyal penolakan datang dari Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bekasi, H. Romli. Ia sendiri mengaku sudah sempat mendengar rencana Persija berkandang di stadion berkapasitas 30 ribu penonton itu yang kemungkinan berganti nama.
Itu walau penggunaan stadion disebut menjadi tanggung jawab Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bekasi sebagai pengelola. Romli menyebut lebih baik stadion dimanfaatkan untuk membangkitkan sepak bola Kabupaten Bekasi di mana salah satunya melalui Persikasi.
"Memang yang saya dengar ada klub besar yang ingin menggunakan Stadion Wibawa Mukti. Tapi memang harus terus kami telusuri jika memang ada yang akan menggunakan stadion. Ya tidaklah (tak setuju). Buat apa dipakai orang-orang luar. Lah kita yang membangun sampai keringat dingin gara-gara dipanggil Kejaksaan Agung, kenapa orang-orang lain yang mau pakai," terang Romli dikutip dari Pikiran Rakyat.
Sementara itu, PT GTS memplot Stadion Manahan sebagai standby venue. Stadion itu akan menjadi kandang tim yang tidak menominasikan venue kedua jika markas yang diplot tak bisa digunakan karena sejumlah alasan seperti izin.
"Venue kedua itu juga domain klub. Kalau mereka tak menentukan maka diambil alih GTS di tempatkan di mana dengan konsekuensi tidak ada perubahan jadwal," terang Joko Driyono.
"Kalau tidak dinominasikan kami pindahkan sesuai keputusan kami agar seluruh jadwal tidak ada kendala. Yang menjadi langganan di Jawa, yaitu di Solo dan menjadi standby venue kalau ada kendala stadion, baik karena perizinan, renovasi, atau apapun," tambahnya.


